Saya
pernah mengalami hal yang demikian
rupanya, pengalaman beliau sama seperti yang saya alami sekarang. Menjadi seorang penulis tidaklah mudah butuh
kejelian dan harus berulang kali sobekan kertas yang gagal yang di dapati,
namun kebanyakan orang menganggap bahwa menulis itu adalah suatu hal yang
sangat sepele. Saya memberikan saran kepada anda agar anda menjadi lebih baik
lagi dalam hal menulis, sebaiknya anda banyak berlatih menulis misalkan pada
buku diary, menulis sms dengan baik dan benar sesuai EYD, menulis dalam blog
anda, dan masih banyak lagi alat alternative untuk menjadi seorang penulis yang
baik dan benar (perfect).
Berikut ini sepuluh tips penting yang bisa saya sarankan:
• Menulis dengan ringkas, padat dan sekaligus menarik. Semakin sering Anda menulis, semakin terampil Anda menggunakan kata atau kalimat yang relevan saja. Tidak ada kata-kata yang tersaji tanpa arti, satu kata akan menambah makna tulisan Anda. Ini bukan sekedar menambah jumlah halaman, melainkan menulis yang di sertai makna tetapi menarik untuk di baca.
• Menulis sebaiknya tidak dilakukan sambil mengedit. Itu dua tahap yang sebaiknya dilakukan terpisah. Jika anda ingin mencantumkan dari apa yang telah di sampaikan penulis maka cantumkan foot note, tujuan agar orang yang berminat maka bisa langsungn membeli buku yang telah kit abaca dan kita kaji ulang.
• Bagilah tulisan dalam beberapa paragraf pendek. Idealnya, satu paragraf itu mengungkapkan satu ide pikiran. Pecah-pecahlah panjang dan struktur kalimat anda sedemikian rupa agar tidak membosankan pembaca. Kalimat-kalimat yang runtut dan tidak berbelit-belit akan memberi kenyamanan pembaca tulisan Anda. Seperti yang saya temui tulisan teman saya kemarin berbelit-belit, banyak kata yang tidak mengandung makna maka yang terjadi adalah membuat si pembaca enggan untuk meneruskan bacaannya. Pada mata pelajaran bahasa indonesia bahwa satu paragraf itu terdiri dari dua titik, tetapi kalau menurut saya dalam sebuah bacaan terdiri dari banyak paragraph yang satu paragrafnya keseluruhannya hanya dua titik itu juga kurang enak untuk di baca.
• Menulis dengan jelas. Ini juga bisa berarti menulis dengan spesifik, tidak mengawang atau melebar tanpa relevansi dengan topik yag dibicarakan. Pembaca akan kesal setengah mati saat terjebak dengan bacaan yang tidak jelas isinya. Ingatlah bahwa pembaca tidak selalu punya banyak waktu. Maka dari itu persingkat tulisan anda, jangan mebuat kata yang tak bermakna.
Sebuah novel yang tebal, kalau isinya menarik dan mengikat minat pembaca itu jelas berbeda dengan sebuah tulisan sependek satu halaman yang menuai cercaan pembaca karena isinya yang tidak jelas bagi pembacanya. Orang akan lebih senang membaca novel, dan cerpen ketimbang membaca buku pelajaran atau buku ilmiah lainnya.
• Pentingnya bahasa yang komunikatif. Menulislah seakan sedang berbicara – alami dan tanpa berpretensi sok tahu dengan memakai bahasa ilmiah, ini berlaku untuk banyak ragam tulisan baik fiksi atau non-fiksi. Pengecualian bisa dipahami apabila anda menulis buku pelajaran atau bahan studi (textbook). Hindarilah istilah yang hanya diketahui oleh kalangan tertentu (jargon). Misalnya menyisipkan kata mutiara yang pernah utadz berikan ceramahnya secara umum, tidak menggunakan bahasa professor doctor yang sulit kita fahami apa maknanya. Cara yang demikian bertujuan untuk semua kalangan bisa membaca dan membuat orang – orang mempunyai minat baca yang tinggi.
• Menulis dengan pesan yang kuat, ini bisa dilakukan bila Anda mengembangkan tulisan berdasarkan ide pokok yang jelas. Hal yang paling utama anda bisa membuat kerangka karangan untuk bahan bacaan anda akan seperti apa nantinya, supaya memudahkan anda untuk meyusun kalimat berikutnya.
• Tunjukkan pembaca Anda tentang sesuatu, bukan menceritakannya. (Show, don’t tell). Dalam tulisan non-fiksi, ini bisa dilakukan dengan menulis hal-hal secara spesifik, tidak mengambang atau abstrak. Itu sebabnya kalimat pendek, tapi menyajikan fakta lebih disarankan daripada kalimat panjang berbelit dengan pokok ide yang kabur. Terlalu banyak intermezzo itu bisa membuat orang jenuh dan bosan untuk membacanya maka padat dan persingkatlah bacaan tersebut, disertai makna kehidupan.
Dalam tulisan fiksi, ini dilakukan dengan memberi deskripsi tentang suatu keadaan atau karakter. Contoh: "Anak kecil itu pakainnya lusuh dan compang-camping. Melihatnya membuatku teringat wajah kakek berumur 80 tahun, kulit keriput, rambutnya tipis dan pudar warnanya."
• Menulis dengan jujur. Jadilah diri sendiri, ini akan tercermin dari cara Anda mengungkapkan pokok pikiran yang Anda yakini kebenarannya. Kejujuran yang terungkap dalam kesederhanaan menulis akan menjadi kualitas tulisan itu sendiri, maka Anda akan terhindar dari keinginan menulis berbunga-bunga dan mengada-ada dan tidak menambah arti atau kejelasan dengan tulisan kreatif anda maka orang akan lebih dekat untuk mengenal anda. Ini memberikan pengertian bahwa kreatifitas dan inovatif diri sendiri maka kita sebagai penulis mempunyai cirri khas tersendiri. Dalam sebuah kata mutiara telah diriwayatkan yang artinya jujurlah walupun itu pahit, hal yang demikian terdapat pada kitab al-‘aqoid juz pertama pasal terakhir.
• Menulis dengan bersemangat namun penuh pengendalian diri, ini sebuah paradoks. Bersemangat menyampaikan apa yang Anda inginkan agar diketahui pembaca. Mengendalikan diri untuk menulis semua hal yang mungkin tidak berhubungan dengan pokok pikiran. Disaat menulis bagi para wanita umumnya banyak gambaran rencana apa yang akan di tulisnya ketimbang para pria, hal ini memberikan arti bahwa wanita banyak omong (cerewet). Ini termasuk pada prinsip belajar yang telah tercantum pada kitab al-jurmiyah, dan telah di bahas oleh kyai kondang “ Bapak kyai H. Abidin” kyai kondang sesepuh yang berada di daerah Kawunggirang Majalengka.
• Membaca dan membaca, anda harus berbelanja dulu sebelum bisa menjual barang bagus. Ini hanya ungkapan bahwa agar bisa menulis bagus kita perlu membaca buku-buku bermutu sebagai perluasan wawasan dan kemampuan apresiasi tentang tulisan yang bagus itu. Dalam hadits telah diriwayatkan bahwa al-‘ilmu nurrun yang artinya ilmu itu adalah cahaya, kita juga harus jeli dalam hal memilih bahan bacaan tidak semua buku bisa kita baca.
Menulis
juga bisa berawal dari apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar, dengan
mencantum kan pendapat seseorang itu bisa memperkuat bahan bacaan yang kita
buat.